Sekolah Rakyat Adalah Solusi Baru Pendidikan Gratis Bagi Anak Miskin?
Sekolah rakyat adalah program pendidikan gratis berasrama bagi anak miskin yang dirancang pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan. Simak tujuan utama dan fasilitasnya.
Pernah dengar istilah Sekolah Rakyat? Kalau kamu sempat scroll berita dalam beberap waktu terkahir atau buka medsos belakangan ini, pasti udah sering banget nemu istilah ini berseliweran.
Tapi sebenarnya sekolah rakyat adalah apa sih? Apakah ini sekolah biasa? Atau malah bentuk baru dari program pendidikan pemerintah? Dihimpun Candi.id berikut penjelasan singkatnya.
Nah, biar nggak salah paham, sekolah rakyat bukan sekadar sekolah biasa, tapi strategi besar pemerintah Indonesia untuk memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan gratis dan juga berkualitas
Sekolah Rakyat adalah sekolah berasrama (boarding school) gratis yang disiapkan pemerintah untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu, terutama mereka yang berada di desil 1 dan 2 dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Sekolah ini nggak hanya kasih pendidikan formal dari SD, SMP, sampai SMA, tapi juga pembinaan karakter, penguatan keterampilan hidup, dan dukungan penuh selama masa belajar.
Program ini resmi dimulai pada 14 Juli 2025, dan menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam bidang pendidikan dan pengentasan kemiskinan.
Menurut Menteri Sosial (Mensos) sekolah rakyat adalah salah satu strategi besar yang digulirkan pemetintah untuk memutus rantai kemiskinan dari akarnya.
Sekolah rakyat ini memang khusus dirancang untuk anak-anak yang rentan putus sekolah atau yang sebelumnya memang belum pernah mengakses pendidikan sama sekali. Jadi, fokus utamanya adalah:
- Anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi;
- Anak dari keluarga miskin ekstrem;
- Anak yang tinggal di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar); dan
- Anak yang tidak memiliki akses pendidikan karena kondisi sosial atau geografis.
Dengan kata lain, ini adalah peluang emas bagi anak-anak Indonesia yang selama ini terpinggirkan oleh sistem. Pada tahap awal, pemerintah membuka sekolah rakyat di 100 lokasi rintisan yang tersebar di 29 provinsi.
Hingga hari pertama pelaksanaan pada 14 Juli 2025, sebanyak 63 titik sudah aktif menyelenggarakan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), sementara sisanya menyusul hingga akhir Juli.
Total murid angkatan pertama mencapai lebih dari 6.000 siswa dengan 256 rombongan belajar (rombel). Ke depan, program ini ditargetkan menjangkau hingga 20.000 siswa di seluruh Indonesia.
Yang bikin sekolah rakyat istimewa adalah model asrama penuh. Semua murid tinggal di lingkungan sekolah, dapat makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan belajar secara gratis.
Bahkan, mereka dapat pakaian seragam, perlengkapan mandi, sepatu, hingga laptop. Proses pembelajaran juga dirancang beda. Kurikulum tetap mengacu pada standar nasional, tapi ditambah dengan:
- Penguatan karakter dan kedisiplinan;
- Pendidikan agama dan budaya;
- Skill kehidupan (life skills) seperti kewirausahaan, literasi digital, dan soft skills; serta
- Talent mapping menggunakan teknologi berbasis AI dan DNA untuk menggali potensi anak sejak awal.
MPLS sendiri berlangsung selama 2 minggu, lalu dilanjutkan dengan matrikulasi 2-3 bulan sebelum masuk ke kegiatan belajar mengajar formal.
Meski sekolah, program ini bukan di bawah Kemendikbud langsung, tapi dikelola oleh Kementerian Sosial bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk:
- Kementerian PUPR (untuk pembangunan dan renovasi gedung);
- Kementerian Agama (untuk kurikulum keagamaan);
- Kementerian BUMN (untuk penyediaan infrastruktur pendukung);
- BPKP dan DPR (untuk pengawasan dana).
Tahap pertama sekolah rakyat ini diguyur anggaran hingga Rp1,19 triliun, yang digunakan untuk operasional, kurikulum, pelatihan guru, dan pengadaan fasilitas.
Di luar itu, Kementerian PUPR juga menambahkan anggaran hingga Rp1 triliun untuk renovasi bangunan dan infrastruktur penunjang di 200 titik. Dengan biaya sebesar ini, siswa benar-benar tidak dipungut biaya sepeser pun.
Semua kebutuhan mereka ditanggung negara. Meski niatnya mulia, sekolah rakyat tetap mendapat sorotan. Beberapa pengamat mengingatkan soal beberapa hal, antara lain:
- Potensi segregasi sosial. Takutnya anak-anak miskin jadi terkotak dan malah semakin terpisah dari sistem umum;
- Pengelolaan jangka panjang. Bisakah program ini konsisten dan berkelanjutan, atau cuma proyek satu periode?;
- Kualitas pengajar: memastikan semua guru punya kapasitas membimbing anak-anak dengan latar belakang khusus.
Namun, pemerintah menyatakan siap menindaklanjuti dan melakukan evaluasi berkala agar sekolah rakyat ini bisa benar-benar memberi manfaat maksimal.
Sekolah rakyat adalah angin segar buat dunia pendidikan Indonesia, terutama bagi mereka yang paling membutuhkan. Kalau program ini berhasil, artinya ribuan bahkan jutaan anak Indonesia akan punya kesempatan yang sama untuk sukses.
Bukan cuma sekadar sekolah, tapi juga proses pembentukan karakter, mimpi, dan masa depan yang lebih cerah. Karena itu, dukungan masyarakat, media, dan komunitas sangat penting untuk mengawal program ini terus berjalan dengan baik.
Jadi, buat kamu yang masih bertanya-tanya, sekolah rakyat adalah program pendidikan gratis berasrama bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang dirancang untuk memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan berkualitas.
Dengan semangat gotong royong dan pengelolaan lintas kementerian, sekolah rakyat bukan cuma program pemerintah biasa. Ia adalah bentuk nyata dari upaya mewujudkan Indonesia yang adil dan setara dalam hal pendidikan. (Dila Nashear)