Ingin tahu mengapa kopi dapat menyebabkan asam lambung naik? Simak penjelasan tentang kafein, tingkat keasaman, hingga cara aman minumnya agar tidak memicu perut perih dan dada panas.

Buat banyak orang di Indonesia, pagi rasanya kurang lengkap tanpa mengonsumsi secangkir kopi. Aroma harum dan sensasi segar dari kafein bisa bikin semangat langsung meningkat.

Tapi di balik kenikmatannya, ada juga cerita kurang menyenangkan: perut terasa perih, dada panas, atau mulut asam setelah minum kopi. Hal ini sering dikaitkan dengan asam lambung.

Lalu sebenarnya mengapa kopi dapat menyebabkan asam lambung naik pada sebagian orang? Fenomena ini bukan sekadar mitos tapi memang terjadi dibeberapa orang.

Banyak penelitian medis menunjukkan bahwa kopi memang bisa memicu gejala gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung naik.

Efeknya bisa berbeda-beda, tergantung kondisi tubuh masing-masing, jenis kopi yang diminum, dan kebiasaan sehari-hari. Jadi, kalau kamu sering bertanya-tanya kenapa kopi bikin dada terasa panas, yuk kita bahas.

Kopi dikenal kaya akan kafein. Zat ini bekerja sebagai stimulan yang bisa meningkatkan kewaspadaan dan mengusir rasa kantuk. Namun, kafein juga punya efek samping terhadap sistem pencernaan.

Menurut sejumlah penelitian, kafein dapat melemahkan katup esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter). Katup ini berfungsi sebagai pintu penghalang antara lambung dan kerongkongan.

Saat katup melemah, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Itulah yang membuat seseorang bisa merasakan sensasi terbakar di dada atau mulut pahit setelah minum kopi.

Meskipun tidak semua orang sensitif, bagi mereka yang punya riwayat GERD, konsumsi kopi dalam jumlah banyak bisa memicu kambuhnya gejala.

Selain kafein, kopi juga punya tingkat keasaman alami. Beberapa jenis kopi misalnya light roast atau kopi arabika cenderung memiliki tingkat keasaman lebih tinggi dibanding kopi robusta atau dark roast.

Nah, tingkat keasaman inilah yang bisa memperparah iritasi pada dinding lambung. Orang yang lambungnya sensitif biasanya akan lebih cepat merasakan perih atau mulas.

Karena itu, sebagian pecinta kopi beralih ke varian kopi rendah asam atau menambahkan susu untuk menetralkan rasa asamnya. Namun tetap saja, bagi penderita asam lambung kronis, mengurangi konsumsi kopi bisa jadi pilihan paling aman.

Kopi diketahui bisa merangsang produksi asam lambung lebih banyak dari biasanya. Jadi, ketika kamu minum kopi di pagi hari tanpa sarapan, lambung bekerja ekstra menghasilkan asam. Akibatnya, perut bisa terasa kembung, mual, atau sakit.

Itulah sebabnya banyak ahli menyarankan untuk tidak minum kopi saat perut kosong. Lebih baik isi perut dengan makanan ringan dulu, misalnya roti atau buah, supaya asam lambung tidak menyerang langsung lapisan lambung.

Menariknya, bukan hanya kopi yang bisa jadi biang keladi. Gaya hidup juga berperan besar. Misalnya, kalau kamu minum kopi sambil ngemil gorengan, makanan pedas, atau langsung rebahan setelah minum, risiko asam lambung naik jadi lebih tinggi.

Begitu pula dengan kebiasaan begadang atau stres berlebihan. Tubuh yang kelelahan dan stres cenderung lebih sensitif terhadap kafein. Jadi, sering kali bukan hanya kopinya yang salah, tapi juga pola hidup yang kurang seimbang.

Tidak semua orang mengalami asam lambung setelah minum kopi. Ada yang bisa ngopi 3–4 cangkir sehari tanpa masalah, ada juga yang baru menyeruput setengah gelas sudah merasa perih.

Hal ini dipengaruhi faktor genetik, kondisi lambung, pola makan, hingga jenis kopi yang dikonsumsi. Artinya, efek kopi pada lambung itu sangat personal.

Kalau kamu merasa nyaman, tidak ada masalah mengonsumsi kopi dalam batas wajar. Tapi jika tubuh sudah memberi sinyal tidak nyaman, sebaiknya mulai mengurangi atau mencari alternatif minuman lain.

Buat kamu yang masih ingin menikmati kopi tanpa drama asam lambung, ada beberapa cara yang bisa dicoba:

  • Pilih kopi dengan kadar asam rendah atau jenis cold brew yang biasanya lebih ramah di lambung.
  • Jangan minum kopi saat perut kosong, usahakan sudah makan ringan terlebih dahulu.
  • Kurangi jumlah konsumsi, misalnya cukup 1 gelas kecil sehari.
  • Hindari tambahan gula berlebihan, susu tinggi lemak, atau topping yang memperparah produksi asam.
  • Jangan langsung rebahan setelah minum kopi, beri jeda minimal 2 jam.

Dengan langkah sederhana di atas banyak orang masih bisa menikmati kopi tanpa harus sering-sering berurusan dengan gejala asam lambung.

Jadi mengapa kopi dapat menyebabkan asam lambung naik? Jawabannya ada pada kombinasi kandungan kafein, tingkat keasaman, dan efek kopi terhadap produksi asam lambung.

Bagi sebagian orang, efek ini bisa ringan, sementara bagi yang lain bisa sangat mengganggu. Faktor gaya hidup juga ikut menentukan apakah kopi akan memicu asam lambung naik atau tidak.

Pada akhirnya, kuncinya sebelum ngopi ada pada mengenali tubuh sendiri. Kalau kamu merasa nyaman dan tidak ada keluhan, kopi bisa tetap jadi teman setia di pagi hari.

Tapi kalau gejala asam lambung sering muncul, jangan ragu untuk mengurangi atau berkonsultasi dengan dokter. Ingat, kesehatan lambung lebih penting daripada sekadar rutinitas ngopi. (Dila Nashear)