Kopi Liong dari Mana Sih? Ini Sejarah dan Asalnya
Penasaran kopi Liong dari mana? Produk legendaris yang telah ada sejak 1945 ini memang punya cita rasa khas yang bikin nagih hingga kini, yuk intip sejarah dan asal usulnya.
Pernah nggak sih kamu lagi ngopi di warung terus nemu kopi bubuk dengan logo naga dan bulan sabit? Yap, itu dia Kopi Liong Bulan. Produk ini sangat terkenal di Bogor dan sekitarnya.
Walau disebagian wilayah dikenal banyak juga yang masih penasaran dan nanya kopi Liong dari mana sih? Karena meskipun sering diminum, nggak semua orang tahu asal usul kopi ini.
Jadi Kopi Liong itu berasal dari Bogor, tepatnya dari daerah Cibinong. Kopi ini pertama kali diproduksi secara rumahan pada tahun 1945 silam oleh keluarga keturunan Tionghoa.
Sejak saat itu, kopi Liong nggak pernah kehilangan penggemar. Sebab rasanya yang khas yaitu pahit, kental, dan punya aroma kuat disebut-sebut bikin bangun pagi jadi lebih semangat.
Nah, kenapa rasanya bisa selegendaris itu berikut ulasannya sampai cara penyeduhan biar rasanya maksimal. Buat yang tak sabar ingin tahu cerita di balik si kopi hitam itu disimak ya.
Berikut 5 Fakta Soal Kopi Liong yang perlu diketahui, antara lain:
1. Hadir Tahun 1945 di Bogor
Sejarah Kopi Liong Bulan bisa ditelusuri hingga tahun 1945, saat Indonesia baru merdeka. Produk ini merupakan usaha rumahan yang didirikan oleh Linardi Jap, warga keturunan Tionghoa di Bogor.
Lokasinya di Jalan Bintang Mas, Cibinong, Bogor dan sampai sekarang, lokasi ini masih digunakan untuk produksi meskipun tampilannya tertutup dan sederhana .
Nama “Liong” sendiri berasal dari bahasa Tionghoa yang berarti “naga”, simbol kemakmuran, dan “Bulan” merujuk ke logo cokelat yang ikonik.
Gabungan keduanya menciptakan citra yang mudah diingat—dan jadi semakin kuat karena rasa pahit dan aroma khas kopinya yang tahan lama.
2. Biji Kopi Berasal dari Bogor dan Luar Daerah
Meski diproduksi di Bogor, biji kopi yang dipakai bukan hanya berasal dari satu sumber. Mereka mengambil biji dari petani lokal di seputar Bogor, dan bahkan memasok dari daerah lain seperti Lampung.
Beberapa orang kontraskan bahwa campuran robusta dan arabica dipilih untuk menjaga kekentalan dan kekuatan rasa terutama dalam varian kopi tubruk Liong.
Keunggulannya? Rasa yang konsisten pahit, dengan aroma tajam yang bertahan lama—karena benar-benar dibuat dari kopi murni tanpa bahan pengawet.
Saat diseduh pakai takaran dan teknik yang tepat, rasanya bisa lebih nikmat daripada banyak kopi sachet instan lainnya.
3. Ketika Disajikan Aromanya Makin Kuat
Efek dramatis lain dari kopi ini datang dari cara penyedarannya. Banyak penggemar lokal menyarankan langkah-langkah ini:
- Seduh suhu air mendidih (bukan dari termos) ke dalam bubuk kopi yang sudah ditakar;
- Diamkan selama 1–2 menit sebelum diaduk, biar aroma keluar maksimal; dan
- Setelah muncul bulir putih dan aroma, baru kopinya diaduk dan diseruput pelan.
Trik ini memang ibarat ritual: kalau kamu ngikutin, aroma dan rasa kopi Liong bisa menggelegar, melebihi kesan pahit biasa. Begitulah ciri khas kopi tubruk lokal, dan Liong sukses mempertahankannya dengan konsistensi kualitas sejak 1945 itu.
4. Kopi Legend yang Masih Bertahan
Di era sekarang, banyak kopi bermerek hadir dengan iklan besar. Tapi Kopi Liong Bulan tetap bertahan, diburu karena reputasinya dan harganya yang sangat bersahabat sekitar Rp 1.000 hingga 1.800 per sachet .
Meski susah ditemukan di luar Bogor, popularitasnya menyebar lewat rekomendasi dari mulut ke mulut dan belanja online .
Kabar sempat beredar kalau pabriknya tutup, tapi itu dibantah langsung oleh manajemen. Beberapa toko memang tutup karena pemilik lanjut usia, tapi pabrik utama di Cibinong masih beroperasi sejak dulu dan hingga sekarang.
5. Bung Karno Juga Suka
Ada cerita menarik yang beredar: Presiden Soekarno disebut sempat menggemari Kopi Liong. Puti Soekarno bahkan bilang sang kakek punya resep tersendiri: 1 sdt kopi Liong ditambah 1.5 sdt gula pasir.
Walau tak didukung dokumen resmi, kisah ini tetap menambah aura legenda pada kopi lokal ini.
6. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
- Rasa otentik klasik dengan aroma yang nendang;
- Harga sangat ekonomis, cocok untuk kantong pelajar atau pas-pasan ; dan
- Legendaris dan punya sejarah budaya di Bogor sejak 1945.
Kekurangan:
- Distribusi masih terbatas sulit didapat di luar Jawa, tapi ada opsi beli via online di marketplace ; dan
- Produksi rumahan, jadi kemasan dan branding belum secanggih kopi instan nasional;
7. Warisan Lokal dan Kebanggaan Bogor
Saat ini, Kopi Liong jadi salah satu ikon kuliner Bogor. Sama seperti roti unyil atau asinan Bogor, kopi ini masuk kategori oleh-oleh wajib, terutama yang ingin merasakan kopi lokal yang unik dan bukan mainstream.
Para millennial dan Gen Z bahkan bikin ulang varian modern seperti kopi susu Liong—campur bubuk kopi Liong dengan susu kental manis . Sementara itu, para emak-emak dan bapak-bapak lokal tetap menikmati versi hitam pekat klasik yang legendaris.
Jadi kalau kamu ingin tahu kopi liong dari mana? Jawabannya dari Bogor, tepatnya dari pabrik rumahan milik warga keturunan sejak 1945.
Bahan bakunya biji kopi pilihan dari berbagai daerah, diproses secara tradisional dengan teknik roasting turun-temurun, dan hasilnya adalah cita rasa pahit kuat dan aroma yang tahan lama.
Kopi ini bukan sekadar minuman tapi warisan budaya. Representasi rasa kota hujan yang sederhana tapi legendaris. Dan lagi, kalau kamu lagi di Bogor, cobain sendiri pengalaman menyeduh dan menyeruputnya. Dijamin beda. (Dila Nashear)