Penasaran di Rabu Wekasan 2025 amalan apa saja yang bisa dilakukan umat muslim? Berikut doa, salat sunnah, serta makna tradisi yang dilaksanakan pada rabu terakhir di bulan Safar itu.

Kalau kamu pernah dengar istilah Rabu Wekasan, mungkin langsung terbayang suasana penuh doa di masjid, salat sunnah khusus, atau bahkan perbincangan soal bala yang diyakini turun di hari itu.

Ya, salah satu tradisi ini memang cukup populer di sebagian masyarakat terutama bagi suku Jawa, Sunda, hingga Madura. Pada tahun ini Rabu Wekasan 2025 jatuh pada tanggal 20 Agustus 2025

Nah menjelang momen itu tiba banyak orang yang mencari tahu, sebenarnya apa itu Rabu Wekasan? Benarkah ada amalan khusus yang dianjurkan? Apakah benar hari itu identik dengan bala?

Artikel ini akan mengupas di Rabu Wekasan 2025 amalan apa saja yang bisa dilakukan berikut sejarah, hingga pandangan ulama, dengan bahasa ringan dan mengalir biar gampang dipahami.

Secara sederhana, Rabu Wekasan adalah sebutan untuk hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dalam tradisi masyarakat Jawa dan sebagian umat Islam di Indonesia, hari ini dianggap sebagai momen turunnya banyak bala atau musibah.

Konsep ini berakar dari kitab Kanzun Najah Was-Surur karya Abdul Hamid, yang menyebut bahwa pada hari itu Allah SWT menurunkan 320 ribu bala ke bumi.

Karena keyakinan itulah, sebagian masyarakat melakukan berbagai amalan untuk menolak bala. Namun, penting dicatat, tidak semua ulama sepakat dengan anggapan bahwa Safar membawa kesialan.

Bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahwa Safar bukan bulan sial. Jadi, tradisi Rabu Wekasan lebih tepat dipahami sebagai kearifan lokal bernuansa spiritual, bukan ajaran wajib agama.

Tahun ini, menurut Kalender Hijriah Indonesia dari Kemenag RI, Rabu Wekasan 2025 jatuh pada 20 Agustus 2025. Artinya, umat Islam yang terbiasa mengamalkan doa atau salat sunnah khusus pada hari itu biasanya akan berkumpul di masjid atau mushola.

Ada yang membaca doa bersama, ada pula yang melaksanakan salat sunnah empat rakaat dengan bacaan tertentu. Buat sebagian masyarakat, momen ini jadi semacam ritual kebersamaan.

Tidak hanya sekadar doa, tapi juga jadi ajang silaturahmi antarwarga. Bahkan, di beberapa daerah, setelah amalan biasanya ditutup dengan makan bersama atau sedekahan.

Sekarang masuk ke bagian yang paling banyak ditanyakan apa saja amalan yang biasa dilakukan di Rabu Wekasan 2025. Berikut beberapa yang populer:

  • Salat Sunnah Empat Rakaat
  • Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca: Surah Al-Kautsar 17 kali, Surah Al-Ikhlas 5 kali, Surah Al-Falaq 1 kali, Surah An-Nas 1 kali.
  • Setelah salam, biasanya disertai doa khusus untuk memohon perlindungan dari bala.

Membaca Doa Tolak Bala

Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari segala musibah, diberikan kesehatan, keberkahan, serta rezeki yang melimpah. Teks doanya cukup panjang, namun intinya adalah doa keselamatan dunia dan akhirat.

Amalan Wafaq

Tradisi wafaq dilakukan dengan menuliskan ayat atau doa tertentu pada kertas, kemudian kertas tersebut dilarutkan ke dalam air. Airnya lalu diminum sebagai simbol permohonan perlindungan dari penyakit dan bencana.

Sedekah dan Doa Bersama

Tidak sedikit masyarakat yang menjadikan Rabu Wekasan sebagai momentum berbagi rezeki. Ada yang memberi makanan, ada yang mengadakan pengajian, atau sekadar doa bersama di kampung.

Meski tradisi ini masih populer, perlu diketahui bahwa tidak ada dalil hadits sahih yang secara khusus menyebut Rabu Wekasan sebagai hari turunnya bala.

Bahkan, menurut sebagian ulama, menganggap bulan Safar atau hari tertentu sebagai pembawa sial justru dilarang. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada kesialan pada bulan Safar.”

Namun, amalan berupa doa, salat sunnah, atau sedekah tentu tetap bernilai ibadah. Jadi, selama niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan tidak diyakini sebagai ajaran wajib agama, tradisi Rabu Wekasan bisa dianggap sebagai bentuk doa bersama yang mengandung hikmah positif.

Kalau dilihat lebih dalam pada Rabu Wekasan 2025 amalan itu sebenarnya bukan sekadar ritual keagamaan. Lebih dari itu, ia jadi sarana menjaga tradisi, mempererat silaturahmi, sekaligus mengingatkan manusia untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah.

Dalam masyarakat Jawa misalnya, Rabu Wekasan identik dengan kebersamaan. Orang-orang berkumpul, berdoa, lalu makan bareng.

Nilai inilah yang membuat tradisi ini tetap lestari hingga sekarang. Bagi sebagian orang, ini adalah kearifan lokal yang memberi ketenangan batin.

Intinya, Rabu Wekasan memang penuh makna dan kontroversi. Ada yang menganggapnya bagian dari tradisi, ada pula yang skeptis karena tidak ada dalil syariat yang jelas.

Namun, di balik itu semua, inti dari Rabu Wekasan 2025 amalan adalah doa, salat sunnah, sedekah, dan kebersamaan. Tahun ini, Rabu Wekasan jatuh pada 20 Agustus 2025.

Bagi yang ingin melaksanakan amalannya, silakan lakukan dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Dan kalau pun tidak, tetap tidak masalah.

Yang terpenting, kita semua selalu berdoa agar dijauhkan dari musibah, diberikan kesehatan, dan keberkahan dalam hidup. (Dila Nashear)